Habitat Beruang Madu Kalimantan

Habitat Beruang Madu Kalimantan

Ciri Fisik Beruang Madu

Dilansir buku berjudul Ensiklopedia Satwa Negeriku (2019) beruang madu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Habitat beruang madu ada di hutan-hutan primer dan sekunder. Tapi tak jarang, bisa ditemui pada lahan-lahan pertanian. Beruang madu senang berada di atas pohon dengan ketinggian sekitar 2 - 7 meter dari tanah. Hampir setiap jam beruang madu mencari makan, entah di tanah atau di atas pohon. Beruang madu akan beristirahat selama satu sampai dua jam di siang hari apabila merasa panas.

Malam harinya, beruang madu akan tidur di atas ataupun di dalam batang kayu yang sudah roboh. Kadang-kadang juga tertidur di atas sarang yang telah beruang madu buat di atas pohon. Sarang ini terbuat dari patahan cabang-cabang pohon yang dibuat melengkung menyerupai sarang.

Beruang madu tidak memerlukan hibernasi seperti beruang pada umumnya yang hidup di negara empat musim. Hal ini karena, makanan beruang madu sudah tersedia sepanjang tahun pada habitat tropisnya.

Beruang madu adalah salah satu satwa yang memiliki sifat pemalu dan soliter. Selain itu, beruang madu juga satwa yang mandiri. Mereka selalu menghindari untuk berinteraksi dengan manusia, bahkan beruang lainnya. Masyarakat menganggap beruang madu sebagai hewan buas karena, ketika merasa terancam, beruang madu akan langsung menyerang dengan stamina yang penuh, kuat dan pantang untuk mundur. Beruang madu memiliki penglihatan dan penciuman yang tajam sehingga bisa mendeteksi ancaman.

Beruang madu habitatnya tersebar di pulau Kalimantan, Sumatra, Semenanjung Malaya, Indocina, Burma serta Cina Selatan. Pada zaman dulu, beruang madu diketahui tersebar hampir di seluruh benua Asia. Namun, sayang, sekarang populasinya menjadi berkurang karena kehilangan habitatnya.

Acknowledgments for the shoot

Faktor Penyebab Berkurangnya Populasi Beruang Madu

Dikutip melalui buku berjudul Ensiklopedia Fauna Khas Indonesia (2009) ada 5 faktor yang menjadi penyebab berkurangnya populasi beruang madu.

Meskipun dikenal sebagai hewan karnivora, ternyata beruang madu juga termasuk dalam jenis hewan pemakan segala (omnivora). Makanan yang dikonsumsi oleh beruang madu antara lain, buah-buahan, hewan pengerat, burung kecil, kadal, serangga kecil, dan madu.

Beruang madu mempunyai penciuman yang tajam, membantunya dalam mencari makanan. Selain itu, beruang madu memiliki cakar yang panjangnya bisa mencapai 10 cm. Cakar itu digunakan sebagai senjata merobek kayu sehingga bisa menemukan sarang rayap atau lebah untuk dijadikan makanan.

Beruang madu termasuk hewan nokturnal, yakni hewan yang beraktivitas di malam hari. Seekor beruang betina, biasanya memerlukan wilayah jelajah tidak kurang dari 500 Ha untuk bertahan hidup dalam setahun. Sedangkan beruang jantan memerlukan sekitar 1.500 Ha wilayah jelajah untuk per tahunnya. Beruang madu berjalan rata-rata sejauh 8 km.

Beruang madu memiliki peranan penting dalam membantu penyebaran buah berbiji besar. Hal ini bisa terjadi karena, saat beruang madu memakan buah berbiji besar seperti lahung, durian dan cempedak, mereka akan menelan bijinya, sehingga biji tidak rusak. Lalu, apabila mereka buang air besar, biji yang terdapat pada kotoran beruang madu juga mulai tumbuh.

Beruang madu memiliki nama latin Helarctos malayanus atau bisa diartikan sebagai "malayan sun bear" yang berarti beruang matahari dari Melayu. Beruang madu adalah fauna khas yang berasal dari provinsi Bengkulu. Beruang madu juga dijadikan sebagai simbol dari provinsi tersebut. Selain digunakan sebagai simbol provinsi Bengkulu, beruang madu juga merupakan maskot dari kota Balikpapan.

Keberadaan beruang madu dilindungi oleh UU sejak 1973 (SK Mentan) dan diperkuat dengan adanya Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar. Fun fact, beruang madu merupakan jenis beruang yang paling kecil dari delapan jenis beruang yang ada di dunia, loh! Penasaran untuk tahu lebih jauh tentang beruang madu? Simak artikel di bawah ini.

Acknowledgments for the post-production

Beruang madu (Helarctos malayanus) adalah spesies beruang terkecil di dunia dan salah satu yang paling sedikit dipelajari. Mereka mendiami hutan tropis Asia Tenggara, mulai dari ujung timur India, Bangladesh, melalui Burma, Laos, Thailand, Kamboja, Vietnam, Malaysia dan pulau-pulau Sumatra dan Kalimantan.

Sepanjang jangkauan mereka, beruang madu sedang terancam oleh perusakan habitat, kebakaran hutan berskala besar, perburuan untuk empedu dan bagian tubuh lain dan perdagangan hewan peliharaan ilegal. Ancaman utama untuk populasi beruang madu liar di Indonesia adalah hilangnya habitat. Hal ini pada gilirannya menimbulkan konflik antara manusia dan beruang sehingga beruang didorong keluar dari habitat alami mereka dan kadang-kadang masuk ke kebun dan memakan tanaman.

Beruang madu telah dilindungi di Indonesia sejak 1973. Ini adalah ilegal untuk diperdagangkan atau memiliki beruang madu dan bagian-bagian tubuhnya. Meskipun perlindungan hukumnya yang cukup bagus di atas kertas, pada hakikatnya penegakan hukum di Indonesia masih lemah dalam pelaksanaannya. Hal ini juga berlaku bagi banyak spesies langka dan terancam punah lainnya seperti orangutan, bekantan, dan macan tutul. Hutan-hutan Dipterocarpaceae dataran rendah Kalimantan sangat kaya akan keanekaragaman hayati. Sayangnya, hutan ini cepat dihancurkan oleh penebangan pohon yang berlebihan, konversi menjadi perkebunan kelapa sawit, dan kebakaran hutan. Tanah longsor, erosi, kekeringan lokal dan banjir, yang meningkat frekuensinya karena eksploitasi yang berlebihan dan perusakan.

Pada tahun 1997, Gabriella Fredriksson memulai penelitian jangka panjangnya pada beruang madu di Hutan Lindung Sungai Wain. Hutan, terletak dengan batas-batas Balikpapan, merupakan rumah bagi sekitar 50-100 beruang madu liar. Penelitian Gabriella dan upaya konservasinya yang menghasilkan publisitas dan perhatian yang terfokus pada beruang madu. Pada tahun 2002, Balikpapan, salah satu kota terbesar di Kalimantan-Indonesia, mengangkat beruang madu sebagai maskot resminya.

Cara Beruang Madu Berkembang Biak

Beruang madu tidak mempunyai musim kawin untuk membantunya berkembang biak. Perkawinan antar beruang madu biasanya akan dilakukan saat beruang betina sudah siap. Beruang madu betina memiliki usia kehamilan 95 - 96 hari. Beruang madu betina akan melahirkan dua ekor bayi beruang madu. Beruang madu termasuk hewan mamalia, sehingga bayinya butuh untuk disusui oleh induknya selama 18 bulan.

Beruang madu yang baru lahir harus tinggal di sarang, karena belum mampu untuk berjalan. Alasan lainnya yakni, beruang madu masih sangat lemah untuk menjalani hidup di luar sarang. Bayi beruang madu akan hidup bersama induknya kira-kira selama dua tahun, sebelum akhirnya memutuskan untuk hidup sendiri.

Demikian penjelasan yang bisa detikEdu rangkum mengenai beruang madu. Mulai dari ciri fisiknya, habitat, makanan dan cara berkembang biaknya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu yang sedang mencari informasi tentang beruang madu.

Rantau (ANTARA) - Kepala Desa Teluk Haur Kurnain mengungkapkan kemunculan kawanan Beruang Madu ke pemukiman diduga karena habitatnya sudah beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit.

"Mungkin karena habitatnya sudah ditanami sawit," ujarnya dikonfirmasi ANTARA di Rantau, Sabtu.

Sudah sepekan ini, kata Kurnain, intensitas kemunculan beruang sering terlihat oleh warga pada malam hari.

"Seminggu ini hampir tiap malam masuk ke pemukiman. Tadi malam (Jum'at, 03/06) ada tiga ekor (individu), yang dewasa dan yang masih anak," ujarnya.

Beruang Madu ini, kata dia, mulai memasuki pemukiman wilayah Desa Teluk Haur dan Desa Batalas sejak sebulan lalu.

Keberadaan hewan ini, sudah diketahui masyarakat sejak lama. Beberapa warga yang mencari kayu di hutan gelam di sekitar desa itu pernah melihat kawanan beruang ini.

"Kemungkinan, kini sarangnya di hutan pohon sagu mendekat ke sekitar kampung," ujarnya.

Pekerja sawit, kata dia, juga pernah bersaksi sering mendengar sahutan raungan Beruang Madu tersebut saat malam hari.

"Mungkin ada lebih banyak lagi (Beruang Madu) di sini," ujarnya.

Mengingat potensi risiko-dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tinggi tahun ini, Kepala Desa Teluk Haur itu semakin merasa khawatir kawanan Beruang Madu semakin banyak masuk ke kampung.

Sejak sepekan terakhir ini, kata Kurnain, hewan liar ini sangat meresahkan beberapa warga sudah ada yang meninggalkan kediamannya ke rumah kerabat.

"Sejauh ini tidak ada serangan terhadap warga. Meskipun terlihat jinak, namun saat ini sudah sangat meresahkan warga," ujarnya.

Sangat diharapkan, kata Kurnain, pihak berwenang segera melakukan tindakan agar tak ada konflik antarmanusia dan Beruang Madu ini.

Tahu hewan ini dilindungi undang-undang karena terancam punah tindakan sementara pihak desa - kepolisian hanya bisa memberikan imbauan kepada masyarakat di wilayah tersebut.

"Kemarin ada masyarakat yang ingin menangkap pakai jerat, sudah kita imbau," ujarnya.

Imbauan tersebut, kata Kurnain, agar masyarakat tak tersangkut sanksi hukum atas undang-undang perlindungan hewan dilindungi.

Tindakan sementara untuk mengusir binatang ini, masyarakat menggunakan bunyi-bunyian suara keras agar menjauh dari kampung.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan saat dihubungi awak media saat ini masih belum merespon.

Kemunculan Beruang Madu ini diduga kuat karena kelaparan, sumber makanan di habitatnya berkurang.

Berdasarkan kesaksian Kurnain, Beruang Madu ini mengais-ngais sampah bungkus makanan di samping hingga bawah rumah warga.

"Bungkus mie instan mungkin menjilati bekas minyak nya dan lemak sapi bekas hewan kurban kemarin," ujarnya.

Kapolsek Candi Laras Utara IPDA Ketut Sedemen mengungkapkan hal senada bahwa beruang ini masuk ke perkampungan di dua desa tersebut untuk mencari makan.

"Sudah kita imbau masyarakat agar tidak membuang sisa makanan sembarangan," ujarnya.

Tujuan itu, jelas Ketut, agar Beruang Madu ini tak mencari makanan di dalam perkampungan dan menjauh.

Tindakan sementara hanya itu. Segera, kata Ketut, pihaknya akan berkoordinasi dengan BKSDA Kalsel untuk menangani keberadaan hewan tersebut sesuai ketentuan berlaku.

Sekedar tahu saja, Beruang Madu adalah spesies beruang terkecil dari delapan jenis beruang yang ada di dunia. Binatang ini masuk dalam ordo karnivora, namun memiliki sifat omnivora.

Sedangkan menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam yakni

status hewan mamalia ini masuk dalam kategori  "rentan punah" atau

Kategori status konservasi

adalah kategori yang digunakan oleh

untuk melakukan klasifikasi terhadap berbagai spesies makhluk hidup yang terancam punah.

Diketahui, jenis beruang terkecil di Dunia ini merupakan satwa yang dilindungi dari kepunahan secara internasional.

Tak terkecuali di Indonesia, pemerintah pusat sudah memberikan perhatian serius untuk hewan dilindungi ini, termasuk Beruang Madu.

Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Hendroyono pernah mengungkapkan berdasarkan Permen LHK Nomor 106 Tahun 2018, Beruang Madu merupakan salah satu jenis dengan status yang dilindungi.

Perlindungan dan langkah pelestarian tersebut, kata Bambang, juga telah dikuatkan Presiden Joko Widodo pada 16 Januari 2023. Yakni, Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2023 tentang Pengarusutamaan Pelestarian Keanekaragaman Hayati dalam Pembangunan Berkelanjutan.

Hal ini, lanjutnya, merupakan momentum dan bersejarah bagi dunia konservasi, dimana presiden menekankan kepada seluruh kementerian/lembaga/pemda berkomitmen memperhatikan keberlangsungan pelestarian keanekaragaman hayati dalam setiap proses pengambilan kebijakan dalam pembangunan berkelanjutan.

“Melalui Instruksi Presiden, maka KLHK sebagai Lembaga yang mengemban tugas pokok dan fungsi dalam hal perlindungan keanekaragaman hayati, akan terus mendorong kementerian/lembaga/pemda dan bersama para pihak dalam mengawal implementasi Inpres tersebut," ujarnya melalui keterangan tertulis, saat KLHK melepasliarkan dua Beruang Maduke habitat alaminya di areal PT Menggala Rambu Utama, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Minggu, (22/01/2023).

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Beruang Madu means Honey Bear in Indonesian, the name given to the Sun Bear which can be found across SE Asia. This short educational film was commissioned by KWPLH  (Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup) based outside of Balikpapan in East Kalimantan. It is now part of its educational exhibition where visitors and school children come to learn about the sun bears. The film was made for the Indonesian audience, it is deliberately didactic and informative.

11 min  - 2011 -  Indonesian version with English sub-titles